Manusia terdiri dari bentuk luar yaitu jasad dan bentuk dalam yaitu ruh. Begitu pun setiap manusia telah diberi potensi oleh Allah setidaknya tiga, yaitu pendengaran, penglihatan dan hati. Seperti yang akan dibahasa kali ini yaitu perihal hati. Hati yang dimaksud bukanlah segumpal daging yang terletak di dada kiri manusia, akan tetapi hati yang terdapat di dalam ruh.
Setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat tersebut pun bisa berubah-ubah setiap waktu. Begitu pula hati, dia pun memiliki sifat sesuatu yang bolak-balik dari satu arah ke arah yang lain. Tidak dinamakan hati kecuali karena ia sering bolak-balik (taqallub). Karenanya hati bisa menjadi lembut dan juga bisa menjadi keras.
Ada beberapa hal yang menyebabkan hati menjadi keras. Allah berfirman dalam Q.S Az-Zumar (39):22
اَفَمَنْ شَرَحَ اللّٰهُ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِ فَهُوَ عَلٰى نُوْرٍ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗفَوَيْلٌ لِّلْقٰسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ مِّنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya:
Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Tidak hanya kaum Kafir, bahkan seorang muslim pun bisa mengeras hatinya jika tidak mengingat Allah. Yaitu hati mereka keras saat menyebut nama Allah, tidak khusyu, tidak sadar dan tidak memahami. Apalah gunanya mengaku sebagai seorang muslim kalau yang ditampakkan justru jauh dari nilai Islam itu sendiri.
Q.S Al-Ma’idah (5):13
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ لَعَنّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوْبَهُمْ قٰسِيَةً ۚ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖۙ وَنَسُوْا حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوْا بِهٖۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰى خَاۤىِٕنَةٍ مِّنْهُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya:
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Demikian pula orang-orang yang telah memeluk Islam namun melanggar janji dan mengkhianati amanah sesudah dijadikan dan dikukuhkan, akan tetapi menyimpang dan mengingkarinya serta memperlakukannya seperti orang yang tidak mengetahuinya berarti ia telah keliru dari jalan yang jelas, menyimpang dari hidayah menuju ke arah kesesatan. Maka sangat mungkin hatinya akan mengeras dan membatu.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang Mukmin jika melakukan dosa, maka akan ada bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berhenti (dari dosa tersebut) serta memohon ampunan, maka hatinya akan mengkilap. Apabila dia terus melakukan dosa, maka bertambah pula noktah hitam itu. Itu adalah ar-rân (penutup) yang disebutkan oleh Allah di kitab-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” Q.S Al-Muthaffifîn (83):14
Karena manusia disebabkan sifat kemanusiaannya, tidak mungkin terbebas dari kesalahan dan dosa-dosa. Itu bermula dari kenyataan pembentukan manusia yang tersusun dari unsur tanah yang berasal dari bumi, dan unsur ruh yang berasal dari langit. Salah satunya menarik ke bawah sementara bagian lainnya mengajak ke atas. Yang pertama dapat menenggelamkan manusia pada perilaku hewan atau lebih buruk lagi, sementara yang lain dapat mengantarkan manusia ke barisan para malaikat atau lebih tinggi lagi. Akan tetapi dosa yang dilakukan secara terus-menerus ternyata juga dapat mengeraskan hati.
Q.S Al-A’raf (7):179
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
Artinya:
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
Yaitu lalai terhadap potensi yang telah Allah berikan, lalai terhadap apa-apa yang diperintahkan dan dilarang Allah. Lambat laun jika dibiarkan maka hati akan mengeras sehingga ia akan sulit menerima nasihat dan bimbingan agama dari orang lain, karena menganggapnya tidak berguna lagi bagi dirinya.
Sungguh mengerikan balasan yang akan diperoleh orang-orang yang hatinya mengeras. Oleh sebab itu, marik kita hindari hal-hal yang dapat menyebabkan hati kita menjadi keras. Sebab kita tak akan mampu untuk menerima pedihnya siksa dunia, apalagi siksa di neraka.
Lantas apa yang akan dilakukan ketika tahu bahwa hati ini sedang sakit dan mengeras? Orang yang sakit pasti akan mencari obat, sebagaimana orang sakit akan pergi ke dokter.
Seperti halnya demikian, Allah telah berfirman dalam Q.S Ar-Rad (13):28
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Artinya:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Yaitu dengan beriman kepada Allah. Maka hati mereka merasa tenang di sisi Allah dengan mengingat-Nya. Orang yang selalu mengingat Allah, tentu dia akan selalu melakukan hal-hal yang positif, karena akan merasa selalu diawasi oleh Allah, dan juga dengan imannya ia yakin bahwa Allah Maha Melihat. Oleh karena itu mengingat Allah juga bisa membuat seseorang terjauh dari perbuatan dosa yang dapat membuat kerasnya hati. Orang yang selalu mengingat Allah pasti dalam dirinya akan tumbuh sifat taat, cinta dan merasa dekat dengan Allah.
Selain itu, berdo’a dan meminta perlindungan kepada Allah seperti yang telah diajarkan oleh Nabi dalam sabdanya:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik
Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR. Ahmad dan at Tirmidzi).
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Thaa’atik
Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim).
~ Rachman