Daulah Umawiyah: Sebab Runtuhnya Bani Umawiyah

Muslim: Cara Pandang Terhadap Hati
23/09/2020
28 Oktober 1928: Napak Tilas Perjuangan Pemuda
27/10/2020

Daulah Umawiyah: Sebab Runtuhnya Bani Umawiyah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Pemerintahan ini berdiri setelah Khulafah ar-Rasyidin yang ditandai dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh, kaum Muslimin sempat mengangkat putranya, Hasan bin Ali. Namun, melihat keadaan yang tidak menentu, akhirnya Hasan bin Ali menyerahkan kekuasaan pada Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 41 H /661 M. Serah terima jabatan itu berlangsung di kota Kufah. Tahun inilah yang dalam sejarah dikenal dengan ‘Aam Jama’ah (Tahun Kesatuan). Dengan demikian, Muawiyah resmi menjadi khalifah Pemerintahan ini berakhir dengan kekalahan Khalifah Marwan bin Muhammad di Perang Zab pada bulan tahun 132 H/749 M. Dengan demikian, pemerintahan Bani Umawiyah ini berlangsung selama 91 tahun. Pemerintahan ini dikuasai oleh dua keluarga dan diperintah oleh 14 orang Khalifah dengan Damaskus sebagai ibukotanya.

 

Kekhalifahan Utama di Damaskus:

  1. Muawiyah bin Abu Sufyan, 41-60 H/661-679 M.
  2. Yazid bin Muawiyah, 60-64 H/679-683 M.
  3. Muawiyah bin Yazid, 64H/683 M (Antara tahun 64-73H/683-692M ada masa di mana pemerintahan Bani Umawiyah tidak sepenuhnya menguasai semua wilayah Islam. Pada saat itu ada pemerintahan Abdullah bin Zubair).
  4. Marwan bin al-Hakam, 64-65 H/684-685 M.
  5. Abdul Malik bin Marwan, 65-86 H/685-705 M.
  6. Al-Walid bin Abdu Malik, 86-96 H/705-714 M.
  7. Sulaiman bin Abdul Malik, 96-99 H/714-717 M.
  8. Umar bin Abdul Aziz, 99-101 H/717-719 M.
  9. Yazid bin Abdul Malik, 101-105 H 719-723 M.
  10. Hisyam bin Abdul Malik, 105-125 H/723-742 M.
  11. Al-Walid bin Yazid II, 125-126 H/742-743 M.
  12. Yazid bin al-Walid, 126 H/743 M.
  13. Ibrahim bin al-Walid, 126-127 H/743-744 M.
  14. Marwan bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H/744-749 M.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Muawiyah bin Abu Sufyan mengubah kebijaksanaan pendahulunya. Kalau pada masa Khulafa ar-Rasyidin sebelumnya, pengangkatan Khalifah dilakukan dengan cara syura, maka Muawiyah mengubah kebijakan itu dengan cara turun temurun. Karenanya, Khalifah penggantinya adalah Yazid bin Muawiyah, putranya sendiri.

 

Setelah menjabat sebagai gubernur di Palestina selama 10 tahun dan di Syam 10 tahun, serta sebagai khalifah Daulah Umawiyah selama 20 tahun, Muawiyah meninggal dunia pada tahun 60 H dalam usia 78 tahun.

 

Sepeninggal Umar bin Abdul Aziz, kekuasaan Bani Umayyah yang berada di bawah khalifah Yazid bin Abdul Malik. Penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketentraman dan kedamaian, pada zamannya berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin AbdulMalik. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya. Hisyam bin Abdul Malik. Bahkan dizaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan Mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan Daulah Umayyah dan menggantikannya dengan Daulah Bani Abbasiyah. Sebenarnya Hisyam bin Abdul Malik adalah seorang Khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi karena gerakan oposisi terlalu kuat Khalifah tidak berdaya mematahkannya. Sepeninggal Hisyam ibn Abdul Malik, para khlaifa Bani Umayyah yang bukan hanya lemah, tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya Daulah Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Musli al-Khurasani. Marwan Bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh di sana.

 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Daulah Bani Umawiyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain:

  1. Sistem pergantian Khalifah menurut garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
  2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka maupun tersembunyi.
  3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antar suku Arabia semakin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu sebagian besar golongan Mawali, terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya merasa tidak puas karena status Mawali menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
  4. Lemahnya pemerintah Daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana, sehingga anak-anak Khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu golongan agama banyak yang kecewa, karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
  5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

~ Rachman

 

Referensi:

Hepi Andi BastoniSejarah para khalifah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008.

Rianawati. Sejarah dan Peradaban Islam. Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2010.

Leave a Reply

Your email address will not be published.